안녕하세요 ^ ^




Welcome to my lovely blog of Korea ^ ^


Jeo neun Marisa imnida

But you can call me Ica

Mannaseo pangapseumnida



This blog contents of everything about South Korea, especially all that connected with Korean drama ^_~



This blog is dedicated to all of you who like all about Korea ^_^



But to all of you who already read this blog, please don't ever do the copy - paste from this blog !


Kamsa hamnida ^^


Aja ! Aja ! FIGHTING ! ^^



나는 한국 사랑





Monday, October 3, 2011

Bread, Love and Dreams episode 21

Episode 21 : Antara Yang Mi-Soon & Shin Yoo-Kyung





Kim Tak-Goo benar-benar tidak mampu merasakan apa-apa.
Bukannya minta maaf, tapi Goo Ma-Joon malah berterus terang kalau ia yang menyiapkan racun itu untuk Tak-Goo; namun belum lagi ia melaksanakan niatnya, ternyata ia tak perlu bersusah payah karena Yang Mi-Soon yang mengira itu obat; telah memberikannya kepada Tak-Goo selama ia sakit

Ma-Joon pun tersenyum sinis & menyuruh Tak-Goo untuk menyerah karena ia sudah kehilangan indera perasa & penciumannya; maka akan mustahil baginya untuk melanjutkan ujian, apalagi lulus
Mendengar itu, Tak-Goo seperti biasa berusaha menahan amarahnya
Ia malah menantang Ma-Joon bahwa ia tak akan pernah menyerah & ia pasti akan menang
Karena jika ia kalah, Ma-Joon tidak akan pernah ‘belajar’ kejujuran & ketulusan

Sementara Yang Mi-Soon yang tidak sengaja mendengar percakapan itu, merasa bersalah luar biasa terhadap Tak-Goo
Walaupun tidak tahu & tidak sengaja... tapi...
Tak-Goo yang melihatnya bersedih segera menghiburnya
Mi-Soon pun meminta maaf karena menyebabkan Tak-Goo menjadi seperti itu, ia pun menangis di pelukan Tak-Goo
Tapi Tak-Goo hanya tersenyum & bilang kalau Mi-Soon tidak bersalah sama sekali karena ia tidak sengaja
(huhuhu adegan ini bakal bikin kalian menangis T_T)

Sejak hari itu, Mi-Soon menjadi penyambung ‘rasa’ buat Tak-Goo ^_^
Ia membantu mencium aroma roti & merasakan roti yang telah dibuat Tak-Goo
What a great team ^_~



Yang Mi-Soon & Kim Tak-Goo ^_^


Tak-Goo memutuskan untuk menemui Shin Yoo-Kyung sebelum mengikuti ujian tahap berikutnya
Yoo-Kyung yang terus merasa bersalah sejak hari itu, hari dimana ia mencoba menerima cinta Ma-Joon yang padahal sama sekali tidak dicintainya dalam upayanya membalas dendam bersama Ma-Joon pada Seo In-Sook (Ibu Ma-Joon) karena tidak tahan lagi dengan tekanan dari wanita itu, juga berbagai tekanan masa lalu yang membuat pengalaman hidupnya sangat memilukan

Mereka berjalan berdua ke Menara Jam tempat mereka dulu bertemu setelah 2 tahun berpisah
Di sana Yoo-Kyung hanya terdiam & minta maaf pada Tak-Goo atas keputusannya
Dengan besar hati, Tak-Goo tersenyum & memaklumi pilihan Yoo-Kyung
Ia tahu, bahwa Yoo-Kyung yang notabene berpendidikan & memiliki karier yang bagus; layak mendapatkan orang yang sepadan seperti Ma-Joon
Sementara Tak-Goo mungkin jauh dari harapan & secara tersirat... ia merasa tidak layak bersanding dengan Yoo-Kyung
Tak-Goo ingin melihat Yoo-Kyung bahagia & menyuruh Yoo-Kyung untuk berjanji kalau gadis itu pasti akan bahagia
Yoo-Kyung pun mengangguk sambil berjanji & ia pun terisak-isak ketika Tak-Goo membelai lembut rambutnya (hiks... dia kan sudah tidak mungkin lagi menyentuh pipi Yoo-Kyung, apalagi mencium pipinya T_T)
Hyaaa... lagi-lagi adegan ini dijamin bikin kalian terharu biru ^^

Ibu Ma-Joon menjebak Ibu Tak-Goo dengan pura-pura menerima telepon dari seseorang yang akan mempertemukannya dengan Tak-Goo, saat Bibi yang bekerja di rumah keluarga 'Goo' berada di situ
Ia tahu Bibi akan memberitahukan Kim Mi-Soon (ibu Tak-Goo)
Benar saja, dengan nekad Ibu Tak-Goo akan pergi ke tempat yang didengar Bibi dari hasil percakapan telepon Ibu Ma-Joon
Dokter Yoon yang khawatir segera membuntutinya dari belakang dengan mobil pribadinya

Sesampainya di tempat itu, dari jauh Ibu Tak-Goo melihat Ibu Ma-Joon sedang berjalan bersama seorang laki-laki yang sosoknya sebaya Tak-Goo
Ia pun membuntuti Ibu Ma-Joon
Tiba di rumah makan, ia memasuki rumah makan itu & bersiap menyibak pintu dimana Ibu Ma-Joon bersama pria yang dikiranya Tak-Goo itu berada di dalam sana


(to be continued)