Han Kang tertegun saat melihat kalau yang memainkan lagu itu dengan piano bukanlah Shin Ji-Hyun, melainkan Song Yi-Kyung.
Ia pun menghampiri Yi-Kyung & berkata dengan yakin,"Kau... Apa kau Ji-Hyun?"
Ia pun menghampiri Yi-Kyung & berkata dengan yakin,"Kau... Apa kau Ji-Hyun?"
Han Kang shocked when he saw Song Yi-Kyung played the piano and sang that song
really looked like Shin Ji-Hyun
really looked like Shin Ji-Hyun
"What did you say?" sangkal Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung.
Han Kang pun bercerita kalau dulu ia melihat Ji-Hyun sedang memainkan lagu tadi dengan piano.
"He saw me? When?" tanya Yi-Kyung dalam hati dengan heran.
"That piano... that song... your attitude... your expression... & all what you've done was looked like Ji-Hyun," ujar Han Kang masih pandangannya tak lepas dari Yi-Kyung.
"Changed the minor key, how we sang this song... As long as you can play piano, everybody can do it. I'm sure you also can do it because this song is very popular," ujar Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung mencoba mencari alasan.
Lalu ia melanjutkan,"I never knew that place. How can you say that I'm another person. It can't be."
"I knew that it's impossible, but it feels like that. Although you're not Shin Ji-Hyun, but it seems you are Shin Ji-Hyun," kata Han Kang lagi
"Why did you ask me like that?" Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung masih pura-pura membalikkan pertanyaan
Kang... please don't be like that..., ujar Ji-Hyun dalam hati dengan sedih
Tiba-tiba Chef sekaligus Manajer Cafe (Tuan Oh Hae-Won) datang & mencairkan suasana
"Yi-Kyung, didn't you know that we're close today?" tanyanya pada Yi-Kyung
"Ne..." sahut Yi-Kyung perlahan masih bingung untuk mencoba mencari jawaban jika misalnya Han Kang terus mendesaknya
Namun ternyata Han Kang pergi
"Setelah meninggal, ibu Han Kang memberikan piano itu padanya & itu adalah kenangan satu-satunya bagi Han Kang dari sang ibu, jadi mungkin dia tidak mau orang lain memainkan piano itu," jelas Manajer Oh
"I'm sorry... I didn't know that. Maybe he's angry right now..." desah Ji-Hyun sedih
Baik Han Kang maupun Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung melamun
Ji-Hyun khawatir karena Han Kang sepertinya mulai curiga, sedangkan Han Kang juga merasa dirinya bagai orang gila karena seperti melihat Ji-Hyun pada diri Yi-Kyung
Mereka saling melihat & Yi-Kyung terlihat gugup
"Eung... It seems all that connected with me had made you remembering of your friend," ujar Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung
"Ne... both of you really looked alike," kata Han Kang
"But when I thought about it again... not really..." ralat Han Kang
Akhirnya Yi-Kyung yang berisi roh Ji-Hyun pun berpamitan & Han Kang langsung menanyakan nomor ponsel Yi-Kyung
"Sebenarnya apa yang terjadi kemarin?" tanyanya pada Yi-Kyung
"Aku sakit, karena itulah aku tinggal di rumah," jawab Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung
"But I saw you like a crazy girl. So how can it didn't make me worry?" ujar Han Kang gemas
You worried about Yi-Kyung & you're angry because you felt that I'm here around Yi-Kyung, kata Ji-Hyun dalam hati
"If you need money..." Han Kang menghentikan ucapannya karena Yi-Kyung langsung segera pamit
Di perjalanan, Ji-Hyun memikirkan tentang perasaan Han Kang terhadap Yi-Kyung & ia takut Han Kang tidak akan memikirkan Ji-Hyun lagi
"I just have my parents..." ucap Ji-Hyun sedih
Di toko roti tempat Seo-Woo bekerja, Seo-Woo menawarkan sejumlah roti baru pada Yi-Kyung
"You really looked like her," kata Seo-Woo
"Bagaimana ia memilih tempat duduk & juga bagaimana ia bereaksi pada roti," kata Seo-Woo
"Oh ya... bagaimana termos-ku bisa ada padamu? Apa Shin In-Jung berpacaran dengan kakakmu?" tanya Seo-Woo menyelidik
"I don't have any brother. You have to ask In-Jung directly," ujar Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyun pada Seo-Woo
In-Jung yang makan bersama Min-Ho, mengutarakan niatnya untuk berhenti bekerja; apalagi setelah beredar gosip adanya hantu di kantor & karena itulah ayah Ji-Hyun tidak jadi menandatangani surat wasiatnya
Lalu beredar rumor pula kalau wasiat itu seharusnya tidak diserahkan pada Min-Ho, tapi juga mengherankan mengapa tiba-tiba ayah Ji-Hyun membuat surat wasiat
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung bertekad menemui ayahnya di rumah sakit
Namun betapa terkejutnya dia melihat ayahnya berbaring di samping tubuhnya yang masih terbaring koma
Ia pun berlari sambil menangis & berpapasan dengan Min-Ho
Ji-Hyun who was inside the body of Yi-Kyung, saw Kang Min-Ho
when she came to the hospital
when she came to the hospital
Min-Ho terlihat khawatir & mengira Yi-Kyung sakit
Tapi saat menahan tangan Yi-Kyung, Ji-Hyun di dalamnya dengan marah minta tangannya dilepaskan
Min-Ho akhirnya mengatakan yang sesungguhnya pada ibu Ji-Hyun mengenai kondisi ayah Ji-Hyun
Ibu Ji-Hyun shock & nyaris pingsan
Ji-Hyun yang memperhatikan dari jauh hampir saja akan berlari ke sana, tapi untung dia bisa menahan dirinya
Ia diam-diam mengikuti mereka & terdengar suara tangis ibunya T_T
Ji-Hyun memanggil scheduler karena Yi-Kyung tidak juga pulang karena ia ingin masuk ke tubuhnya, mengingat waktu yang ia miliki tinggal 26 hari lagi
Scheduler minta Ji-Hyun memberikan waktu lebih besar pada Yi-Kyung karena hidup Yi-Kyung lebih penting
Namun Ji-Hyun terus saja tidak tenang, hingga membuat scheduler berteriak kesal,"Wæ? Wæ? Wæ? Wæ? Wæ? WAE?" (dia terus berteriak 'why?' berkali-kali ^_^)
"Mengapa kau begitu? Apa aku salah?" tanya Ji-Hyun polos
Lagi-lagi scheduler berteriak dengan stress menyebut kata 'tidak' berkali-kali ^^
"No...No.... No... No... NO !!!" jeritnya ^_^
Akhirnya ia berkata dengan kesal karena Ji-Hyun, dia jadi melanggar peraturan sebagai seorang scheduler
Ji-Hyun sangat menyesal & minta maaf, tapi tetap saja meminta tolong lagi hingga membuat scheduler makin stress & pergi begitu saja ^_^
Yi-Kyung ternyata ada di rumah sakit menjalani pemeriksaan dokter No Kyung-Bin
Ia tertidur dengan dipasangi alat pemeriksa gelombang otak
Dalam tidurnya, ia bermimpi tentang masa lalunya bersama sang kekasih; yakni Song Yi-Soo (yang kini menjadi scheduler ^_~)
Saat ia terbangun, dokter No mengatakan semuanya normal; tapi terkadang ingatan masa lalu Yi-Kyung mungkin telah mengganggu kestabilan emosinya
Han Kang terus memikirkan Yi-Kyung yang tingkah laku & kebiasaannya sangat mirip dengan Ji-Hyun
Pria itu mencoba menelepon Yi-Kyung, tapi tidak ada jawaban
Sementara roh Ji-Hyun yang terus menanti Yi-Kyung masih memikirkan cara untuk membuka brankas Min-Ho
Han Kang akhirnya menunggu di depan rumah Yi-Kyung & begitu melihat gadis itu cuek saja saat melewatinya, ia sangat kesal + mengira Yi-Kyung pura-pura tidak mengenalnya
"Who are you?" tanya Yi-Kyung dingin, karena tidak ada roh Ji-Hyun dalam tubuhnya; tentu saja ia tidak mengenali Han Kang
Han Kang bengong, tapi karena dia mengira Yi-Kyung punya saudara kembar; ia pun diam saja
Begitu Yi-Kyung merebahkan diri di kasur, Ji-Hyun langsung masuk ke tubuhnya & mengganti pakaiannya, lalu pergi
Han Kang yang melihatnya dari kejauhan makin terbengong-bengong ^^
Akhirnya ayah Ji-Hyun menandatangani surat wasiatnya & sempat memandang foto Ji-Hyun
Ibu Ji-Hyun memberitahu In-Jung & Seo-Woo mengenai ayah Ji-Hyun yang mengidap tumor otak & ia berharap kedua sahabat anaknya itu mau membujuk ayah Ji-Hyun untuk operasi
Min-Ho mengatakan pada rekan bisnisnya kalau hidup ayah Ji-Hyun mungkin tidak akan lama & akan mewariskan perusahaan untuknya, jadi ia meminta rekannya itu tidak menjahati ayah Ji-Hyun
Meski jahat, tapi terlihat di sini Min-Ho seperti berusaha membela aset keluarga Ji-Hyun
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung mulai mencoba membuka brankas milik Min-Ho, tapi tidak berhasil
Min-Ho masuk & menahan Yi-Kyung agar tidak keluar
Tiba-tiba In-Jung datang, tapi Min-Ho menyuruhnya berbicara di mobil
In-Jung tak tahan lagi & minta Min-Ho segera melaksanakan misinya
Ji-Hyun terkejut ketika mendengar kalau ayahnya mengidap tumor otak !
Ia pun menangis sejadi-jadinya begitu Min-Ho pergi sambil menyebut ayahnya berkali-kali T_T
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung berjalan tak tentu arah & tidak memperdulikan telepon yang masuk, baik dari Min-Ho maupun Han Kang
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung pergi ke cafe Han Kang & begitu melihat Yi-Kyung yang tampak sedih, Han Kang langsung memberikan minuman hangat yang dibawa Manajer Oh itu pada Yi-Kyung
Sedangkan Min-Ho sampai membanting ponselnya karena kesal Yi-Kyung tidak juga menerima telponnya
In-Jung akhirnya mengaku pada Seo-Woo kalau ia membenci Ji-Hyun
Sedangkan Ji-Hyun curhat pada scheduler tentang air mata ketulusan karena ternyata sulit sekali mendapatkan air mata yang tulus
Ibu Ji-Hyun menangis & memohon agar ayah Ji-Hyun mau dioperasi
Min-Ho menyuruh orang untuk menyelidiki nomor telepon Yi-Kyung
Sementara Han Kang mengikuti Yi-Kyung & terkejut karena ternyata gadis itu bekerja di 2 tempat, cafe Heaven miliknya & Purple Coffee
Ia pun masuk ke Purple Coffee & berpura-pura memesan minuman pada Yi-Kyung yang tentu saja tidak mengenalinya karena roh Ji-Hyun tidak ada di dalamnya
Han Kang semakin yakin kalau Yi-Kyung yang ini berbeda dengan Yi-Kyung yang bekerja di cafe miliknya
Han Kang berbincang dengan Manajer Oh tentang kemiripan Yi-Kyung dengan Ji-Hyun, lalu Manajer Oh bercerita tentang kesempatan 49 hari yang diberikan pada roh yang masih akan membereskan persoalannya di dunia
Ji-Hyun meminta maaf pada Yi-Kyung karena selama ini telah menyusahkannya
Ia sudah putus asa karena sangat sulit mendapatkan air mata yang tulus, jadi ia memutuskan untuk pergi selamanya
Ji-Hyun pun menulis surat pada Yi-Kyung & untuk ayahnya
Han Kang terkejut ketika Yi-Kyung yang padahal berisi roh Ji-Hyun, berpamitan padanya
Ia marah karena mengira Yi-Kyung pergi dari cafe-nya karena menyukai Min-Ho & akan bekerja pada pria itu
Ji-Hyun yang berada dalam tubuh Yi-Kyung, berjalan meninggalkan cafe sambil menangis & dalam hati mengucapkan selamat tinggal pada Han Kang
Han Kang terkejut ketika Manajer Oh menemukan sebuah stempel di pot bunga yang ada di kantornya, ternyata stempel milik Ji-Hyun !
Ia pun langsung berlari mencari Yi-Kyung
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung berjalan di tengah kota dengan lunglai
Namun tiba-tiba ia melihat kalungnya mendapatkan setetes air mata ketulusan
Ya... akhirnya ada satu orang yang menangis dengan tulus untuknya !
Ji-Hyun dalam tubuh Yi-Kyung terkejut, lalu akhirnya tersenyum karena berarti ia masih memiliki kesempatan ^_^
to be continued ....
No comments:
Post a Comment